Breaking News

TexasPokerQQ

Tuesday, January 1, 2019

Cara cerdas ajarkan keuangan ke anak


TexasPOkerQQ:Salah satu keluhan didunia pendidikan adalah tiadanya pelajaran mengenai mengelola uang untuk para pelajar. Bila begini,orang tua menjadai sekolah pertama yang perlu mengajarkan dunia finasial.

Membahas uang dengan anak bukan berarti membahas gaji dengan si buah hati,melainkan mengajarkan mereka mengenai konsep dan nilai keuangan yang nantinya akan mereka pakai.

Hal ini menantang karena tentunya berbicara uang kepada anak tidak semudah menyuruh mereka sukses,dan tidak realistis mengajak anak ke penasihat keuangan. Untuk mengakali hal tersebut,berikut 4 tips yang bisa membantu para orang tua yang ingin menjelaskan konsep uang pada anaknya

1. Libatkan anak

Melibatkan anak bukan berarti mengajak mereka menulis anggaran rumah tangga atau menghitung tabungan. Mulai dari aktivitas finansial yang ada di keseharian.

Ajak anak terlibat di hal-hal yang sederhana dulu. Misal,memberikan mereka uang ke kasir saat melakukan transaksi,ajak mereka ke bank untuk membuka tabungan,atau ajak mereka duduk ketika sedang membayar tagihan secara online.

2. Ajarkan menabung dan cara memakai uang

Memiliki kemampuan menabung dan membuat keputusan pengeluaran akan sangat memberdayakan kemampuan finansial anak. Dalam hal ini,orang tua diminta berkomunikasi pad asi anak agar memberikan kontribusi jika mereka ingin sesuatu.

Misal,jika mereaka ingin smartphone atau tablet baru,ajak mereka untuk ikut berperan dalam pembelian,seperti turut menyumbangkan uang tabungan mereka. Ini bisa membantu  mereka memahami bahwa membeli suatu materi harus mengorbankan materi lain.

3. Anak butuh guru,bukan sinter klas

Ternyata tak sedikit orang tua yang bangga jika memiliki kemampuan untuk memberikan segala macam hal kepada anak meraka,dan hal tersebut dipandang sebagai semacam kesuksesan.

Namun,perlu diketahui bahwa hal demikian justru merugikan si anak, sebab itu akan mencegah mereka memahami kenyataan dan konsep dari keuangan.

Memberikan ekspektasi agar anak bisa bertanggung jawab terhadap kehidupan finansial tidak sama dengan tidak memberikan kebutuhan si anak. Justru jika si anak tidak diberikan pemahaman tentang tantangan yang ada di dunia keuangan, itu akan membuat mereka kesulitan mengelola uang ketika sudah besar nanti.

4. Bagaimana bila anak mulai berbisnis?

Jika anak sudah mengerti keuangan, sebagian mungkin ingin mencoba membuka bisnis atau jasa sederhana untuk mencari uang sendiri. Tentu saja orang tua harus merayakan semangat seperti itu. Tetapi pendidikan finansialnya belum selesai.

Di sini orang tua bisa menahan diri untuk bermain seperti Sinter Klas, terkadang pasti orang tua ingin membantu membayarkan uang bensin. Mesti itu menarik, hal tersebut dapat membuat ekspektasi tidak realistis tentang mudahnya kesuksesan dan mencegah anak memahami bagaimana bisnis berfungsi.

No comments:

Post a Comment